Goodbye My Love
Selamat membaca, ditunggu feedbackk yaa
“Kau tahu, aku sedikit cemburu mengetahui kamu dan Hermes ternyata begitu akrab dahulunya.”
Perkataan Hades memecah keheningan canggung antara dirinya dan Persephone. Tadinya Hades membawa Persephone ke taman belakang istana, meminta waktu sebentar pada Hermes untuk menunggu. Persephone tahu bahwasanya sang Suami ingin berbicara dengannya tentang keputusannya yang secara sepihak ingin kembali ke Dunia Atas, hampir melupakan pendapat Hades, Suaminya. Namun karena itulah sang Dewi jadi diam tadi, tak tahu harus seperti apa berbicara tentang ini ke pada Hades, apakah suaminya akan marah?
Mendengar perkataan Dewa Hades barusan, Dewi Persephone tersenyum. Senang, Hades tak sebenar-benar akan memarahinya. Ia kemudian mendekat pada Hades dan menangkup wajahnya. Menatap lembut pada wajah kesal sang Dewa yang tampak dibuat-buat. Oh, begitu gemas sekali kala suaminya ini cemburu pada Dewa Hermes yang merupakan teman masa kecilnya, pikir Persephone.
“Hahaha. Suamiku, Dewa Hermes saudaraku juga meski berbeda Ibu. Kami dulunya memang sering bermain semasa kecil sebelum Ibuku pergi membawaku jauh-jauh dari Olympus agar tak tersentuh Dewa Dewi lain. Sekarang Hermes sudah mencintai orang lain, aku juga. Aku sudah punya Suami dan begitu mencintainya.” Ucap sang Dewi lembut.
Mata Hades saat itu bisa menangkap mata Persephone yang jujur dan berucap dengan hati yang tulus padanya. Namun tak lama, mata cantik sang Dewi berubah sendu. Hades diam menunggu sesuatu yang tampak akan diutarakan pujaan hatinya ini ke padanya.
“Dewa Hades, aku begitu mencintaimu. Aku juga begitu sayang ke pada Ibuku. Sungguh, aku tak bisa memilih antara kalian berdua karena sama pentingnya bagi hidupku. Sayangnya, Ibuku sekarang sedang bersedih dan begitu terpuruk hingga menyebabkan alam yang selalu kujaga bersama beliau, mengalami kesengsaraan. Umat manusia di ambang kematian saat ini. Aku tak bisa membiarkan hal tersebut. Aku harus pulang, suamiku...“
Perkataan jujur yang diutarakan Persephone membuat Hades sebenarnya lega, namun juga merasakan jantungnya jatuh. Tubuhnya sedikit terasa lemas kala mendengar kata 'pulang' dari sang Istri. Segitu tak relanya Hades melepas Persephone. Namun sang Dewa sadar, saat ini egonya bukanlah jawaban dari permasalahan, menahan Persephone di sini bukanlah solusi, meski ia begitu ingin melakukan hal tersebut sekalipun.
“Persephone, aku tidak akan membuat kamu memilih antara aku dan Ibumu. Aku sadar yang membawamu ke sini adalah aku. Dan entah mengapa sampai sekarang aku tak bisa rela melepasmu, Sayangku.” Mata Hades menatap teduh pada Persephone. Ia ulurkan sebelah tangannya memegang dan mengelus lembut kepala sang Pujaan Hati dengan sayang.
Tangan Dewa Hades tersebut diambil oleh Dewi Persephone. Dengan menggunakan kedua tangannya, sang Dewi menggenggamnya erat, memohon dan ingin meyakinkan Hades.
“Dewa Hades, kita sudah terikat bukan? Percayalah, aku akan kembali lagi padamu. Meski mungkin setelah ini sedikit sulit, aku janji akan menemukan jalan agar bisa kembali padamu secepatnya,” janji sang Dewi pada Hades.
Terjadi diam sesaat dengan tatapan sang Dewi yang tetap terpaku memohon pada sang Suami. Pada akhirnya Dewa Hades mulai sedikit luluh, ia hembuskan nafasnya berat. Masih dengan hati yang tak rela, takut jika Persephone benar meninggalkannya. Maka Hades utarakan juga saat itu apa yang ada di pikirannya agar bisa Persephone pahami.
“Mungkinkah karena aku begitu takut kehilanganmu sekalipun kamu akan berjanji padaku? Persephone, aku sangat sadar diri bahwasanya Dunia Bawah ini memang tak seindah Dunia asalmu. Wajar jika kamu tak ingin kembali ke sini. Bagaimana jika hatimu benar berubah nantinya dan tak ingin kembali padaku? Sungguh, tak masalah bagiku dirantai selama-lamanya dalam kesakitan di Alam Kematian ini Persephone, namun aku tak siap jika cahayaku meninggalkanku.”
Dewa Hades menunduk saat itu. Merasakan hatinya sakit mengutarakan apa yang menjadi buah pikirannya apabila menyangkut sang istri pulang ke Dunia Atas. Dapat dirasakan oleh Persephone juga saat itu. Tampaknya Dewa Hades hanya perlu ia yakinkan lagi. Sekali lagi Persephone pegang wajah Hades, mencoba mengangkatnya kembali yang tadi menunduk agar mata mereka bisa bertemu kembali, sang Dewi tulus menatapnya.
“Tidak, kumohon jangan katakan itu, Suamiku. Kala kubilang aku akan kembali bagaimanapun caranya, aku bersumpah akan pulang kembali ke padamu. Bagaimana agar kamu percaya padaku?”
Dan tak ada jawaban sama sekali dari Hades kala itu, Persephone juga. Bingung bagaimana cara meyakinkan sang Suami bahwasanya dirinya akan kembali ke sini.
Tanpa sengaja Persephone dapat menangkap lirikan mata Hades pada sebuah pohon di taman ini. Pohon delima yang berbuah subur dan segar, hasil sang Dewi Alam yang menumbuhkannya.
“Baik, apakah kau ingin aku memakan buah itu agar aku terikat juga dengan Dunia Bawah ini, Suamiku?” Tanya Persephone tiba-tiba membuat mata Dewa Hades membuka, tidak bukan begitu maksudnya.
“Dewi Persephone, kamu tak perlu melakukan hal tersebut.”
“Tidak apa-apa, Dewa Hades. Sungguh…”
Dewa Hades sudah akan menahan Dewi Persephone saat itu, namun sang Dewi sudah lebih duluan darinya menuju pohon delima yang berada di sudut taman. Dipetiknya sebuah Delima dan datang dengan wajah yang masih tersenyum manis pada Dewa Hades. Sungguh di dalam hati Dewa Hades tak menginginkan hal ini, Persephone kekasihnya tak perlu berbuat ini. Khawatir sebagai Dewi yang murni mahkluk berasal Dunia Atas, akan berpengaruh pada tubuhnya yang suci apabila memakan makanan dari Dunia Bawah. Namun tampaknya tekat Persephone agar suaminya percaya ia akan kembali lagi ke dunia ini dengan memakan makanan yang tumbuh di Alam Kematian, tampaknya sudah bulat.
“Aku, Persephone, akan mengikatkan diri pada Dunia Bawah yang juga mengikatmu Dewa Hades. Agar supaya ke manapun aku melangkah, dengan serta merta tubuh dan jiwaku kembali padamu, Suamiku.”
Beberapa biji dari delima itu dimakan oleh Persephone sebelum Hades sempat menahannya. Seketika nafas sang Dewa tercekat, hatinya bimbang dan takut, namun Dewi Persephone tampak biasa saja pada awalnya. Hingga ketakutan sang Dewa benar terbukti setelahnya, dimana Persephone terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah segar dari mulutnya.
“Sudah! Berhenti memakan ini,” seru Hades.
Dewa Hades dengan langsung merebut dan membuang buah Delima terkutuk yang dimakan oleh Persephone. Menangkup wajah sang kekasih, mengelus ujung bibir Persephone yang terdapat bercak darah i sana dengan tatapan khawatir.
“Baiklah Sayangku, aku percaya dengan janjimu. Kumohon jangan menyakiti dirimu lagi.”
Dengan ini telah dikutuknya Dewi Persephone sang Dewi Alam untuk terikat pada Alam Kematian sejak buah Delima yang berasal tanah orang mati telah ia telan. Tidak lagi Dewa Hades, melainkan juga Hukum Alamlah yang akan menagih janji Persephone untuk kembali ke Duniah Bawah.
Mata Hades menatap dalam kekasihnya. Ia sadar sudah saatnya Persephone pergi ke Dunia Atas. Di sisa-sisa waktu yag tersisa untuk merea berdua, sang Dewa coba tinggalkan pesan yang ingin ia utarakan untuk kekasihnya sebelum benar pergi kembali ke Dewa Hermes.
“Sayangku, Persephone, aku ikhlaskan hatiku untuk melepasmu. Kembalilah pada Hermes yang akan mengantarmu pulang. Tatkala dirimu nanti sudah berada di Dunia Atas, bebaskanlah rindu pada Ibu dan alam yang begitu kamu cintai. Hari-hariku tak akan terputus untuk menunggu dan merindukanmu di sini. Tolong pegang janjimu untuk kembali padaku, Cintaku” Bisik Hades lirih.
Tak terasa mata sang Dewi Alam merasa sedikit panas dan hatinya sakit, terlebih setelahnya Dewa Hades menyatukan kening mereka. Dan Persephone pun langsung meneteskan air mata tatkala ia rasakan nafas sang kekasih menerpa wajahnya, terpejam. Mungkin terakhir kalinya bagi Persephone bisa merasakan seperti ini, namun tidak, ia tidak ingin hal ini menjadi terakhir kalinya baginya dan Dewa Hades, Suaminya.
“Suamiku, hiduplah dengan baik di sini selama aku tak ada. Padamu aku berjanji, meski semesta pun menghalangi, akan kutemukan jalanku pulang kembali ke padamu, bagaimanapun caranya. Aku mencintaimu, Dewa Hades.”